Nanang Kembali arogansi seorang oknum aparat hukum telah mencoreng institusi yang sebenarnya sangat dikagumi oleh masyarakat. Citra Institusi pengayom masyarakat yang akhir2 ini sedang mengalami degradasi semakin tercoreng oleh ulah seorang oknum aparat yang tidak profesional. Reformasi Lembaga Penegak Hukum saat ini tidak lagi jalan di tempat, malah sedang berjalan mundur dengan cepat. Alokasi anggaran + remunerasi bagi institusi ini yang cukup besar menjadi sebuah paradoks.
Kemarin dini hari (21/04/10 Pukul 01.10) ketika tiba dari acara penutupan MTQ di Gorut saya sempat menasehati seorang pria tegap dalam keadaan mabuk sedang berasyik masyuk dan memeluk seorang perempuan belia berbusana layak sensor di tepi jalanan umum tepat di depan rumah. Nasehat itu malah mendapat perlawanan hingga terjadi insiden fisik yang berujung pemukulan terhadap diri saya. Boleh dikata 'nasehat agama berbuah penganiayaan' dan ini menjadi hikmah/pelajaran bagi pribadi saya tentang tehnik menyampaikan nasehat :-) . Ternyata orang tersebut itu adalah seorang anggota sebuah institusi penegak hukum. Setelah oknum aparat yang mabuk itu diantar pulang oleh seseorang, kurang dari 15 menit kemudian oknum aparat ini kembali dengan 2 mobil patroli dengan maksud menjemput paksa saya karena sesuai laporan oknum tersebut saya yang melakukan penganiayaan, tapi terjadi perdebatan antara saya dan sang komandan yang memimpin sepasukan aparat berseragam sebab tindakan mereka tidak berdasar, padahal sebaliknya saya lah yang mendapat pemukulan dengan bukti memar di bagian jidat. Sang Komandan terdiam seperti menyadari kekhilafannya. Tiba-tiba di tengah kerumunan sepasukan aparat dan masyarakat saya justru mendapat penganiayaan dari sang oknum yang mendadak muncul dari arah belakang tanpa ada upaya prefentif dari aparat yang ada pada saat itu bahkan untuk meleraipun hanya mereka lakukan setelah sang oknum melampiaskan emosinya. Oknum aparat ini mengeluarkan segala caci maki di hadapan masyarakat. Emosinya tak terkendali, perilaku yang sebenarnya tidak layak disaksikan oleh anggota masayarakat yang telah membiayai segala kebutuhan dan fasilitas mereka.
Kejadian Anehnya adalah :
1. Laporan seseorang yang dalam keadaan mabuk di buat hanya dalam tempo kurang dari 10 menit?
2. Proporsionalkah jika hanya untuk menjemput masyarakat biasa perlu menggerakkan pasukan
1 mobil patroli dan dua tambahan mobil lainnya, apakah saya sekelas teroris?
3. Terkesan ada pembiaran dari aparat ketika terjadinya insiden pemukulan yang kedua kalinya?
4. Pantaskah seorang aparat dan mengumbar cumbu dengan seorang perempuan di tempat umum?
5. Rencana penangkapan diri saya tanpa dasar bukti dan saksi dan tanpa surat perintah serta hanya
mengandalkan aduan oknum aparat yang berada di bawah pengaruh miras?
6. Jika memang profesional, tidakkah seharusnya tindakan kejahatan yang telah dilakukan secara
terang dan jelas oleh seseorang di depan petugas segera dilakukan tindakan penangkapan?
Kawan-kawan, Saya telah membuat laporan ke Propam, visum et repertum, dan juga membuat laporan ke bagian reskrim dan saya telah bermohon bantuan hukum dari institusi saya. Mohon doanya yaa kawan2, semoga kasus ini lancar dan benar-benar berbuah KEADILAN, :-) walaupun harus tertatih-tatih untuk mendapatkannya di negeri ini. Semoga tidak ada lagi anggota masayarakat yang tertindas oleh arogansi aparat seperti ini. Saya akan terus menjadi musuh bagi kebatilan walau nyawa taruhannya! Sejak dulu raga ini selalu siap untuk kudedikasikan untuk-Mu wahai pemilik jiwa. Allahu Akbar!!!Then Allhu Akbar..
cuma mas keliru mengenai Remunerasi...aparat yg menggunakan mbl Patroli itu Remunerasinya blm terealisasi... meski pada kasus mas bkn ttng Remunerasi... Saya salut dgn tulisan Mas..meski marah tapi tetap Cool down like Ice hehe.. Hukum Pidana itu sederhana saja..tiap perbuatan yg melawan hukum akan mendapat sanksi... bahkan kmandannya pun harus turut mendapat sanksi dari lalai melerai atw menghindarkan mas dari posisi aman dan jauh dari jangkauannya...yang Aneh itu klo Kmandannya tdk mendapat hukuman minimal teguran... Yg jelas sanksi pidana hanya salah satu pelajaran kebatinan yg kecil.. Yang saya ingin sampaikan apakah seorang muslim seperti anda mengabaikan Pembinaan..? sebab hal inilah yg kurang diterapkan..tolong digaris bawahi...sebab yg dikedepankan adalah sanksi2nya dengan anggapan Efek jera.. padahal Jera apanya..? yg ada bisa jd Dendam..
Menjadi Kmandan tdk mutlak menjadikan seseorang menjadi lebih baik.. saya cm khawatir jk si Pemabuk mampu merubah dirinya menjadi lebih berarti nantinya.. Insya Allah, Amin...Danish @chelsea : kalau merunut cerita diatas jelas2 komandannya ga bertindak apapun atas kasus pemukulan yg berulang....hanya hukuman dari allah swt saja yg sangat memungkinkan untuk aparat keparat tsb...heheheheh tentunya komandannya juga yg melihat secara langsung dan dia tdk bertindak sebagaimana mestinya...
PENGALAMAN MENYEBALKAN TENTANG SEORANG OKNUM APARAT YANG AROGAN Prikaz svih 10 unosa. * Nanang Kembali arogansi seorang oknum aparat hukum
Diposting oleh
riph biru wae
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar